Mengapa harus ber-akhlak?
Posted on Selasa, 12 Juni 2012
|
Comments Off
Akhlak merupakan fondasi yang kokoh bagi terciptanya
hubungan baik antara hamba dengan Allah swt (hablumminallah) dan antar sesama
(hablumminannas). Akhlak yang mulia (akhlakul karimah) tidak lahir begitu saja
sebagai kodrat manusia, atau terjadi secara tiba-tiba. Akan tetapi, membutuhkan
proses panjang serta manifetasi seumur hidup melalui pembelajaran/pendidikan
akhlak yang sistematis bersifat menyeluruh meliputi 4 dimensi kehidupan.
Akhlak mulia yang dikontrol oleh nilai-nilai agama Islam
dapat membuat seorang muslim mampu menjalankan tiga hal berikut dengan baik:
- Dalam berinteraksi dengan Tuhannya, yaitu dengan akidah dan ibadah yangbenar disertai dengan akhlak mulia.
- Dalam berinteraksi dengan diri sendiri, yaitu dengan bersifat objektif,jujur, dan konsisten mengikuti manhaj Allah.
- Dalam berinteraksi dengan orang-orang, yaitu dengan memberikan hak-hakmereka, amanah, menunaikan kewajiban sebagaimana yang ditetapkan oleh syariat.
- Dengan kesuksesan dalam menjalani ketiga hal di atas, maka kita akan mendapatkan ridha dari Allah, dari diri sendiri dan dari orang lain/masyarakat. Dan dengan berpegang teguh pada nilai-nilai akhlak yang dibawa oleh Islam, maka kita mampu mencapai kesuksesan dunia akhirat.
Posisi Akhlak dalam Islam dan Ilmu Pengetahuan
Marilah kita merenung sejenak. Sejak dari
awal belajar Islam kita sudah dikenalkan pada pokok keimanan dalam Islam;
antara lain tentang bagaimana kita harus mengimani Muhammad Saw sebagai utusan
Allah. Dialah teladan terbaik umat manusia, maka dekatkanlah diri kita,
kehidupan dan nafas kita pada akhlak Nabi Muhammad Saw karena sesungguhnya
geraknya adalah gambaran gerak dan nafas hidup mulia. Segala hal yang
diperintahkan Allah sebagaimana tergurat di dalam Al Quran telah menyatu dalam
kesadaran tindakannya. Bahkan Allah sendiri memujinya. ”Sesungguhnya, engkau
(wahai Muhammad) adalah benar-benar menampilkan akhlak yang agung” (QS Al-Qalam
: 4)
Ketinggian dan kesempurnaan akhlak Nabi Muhammad Saw sangatlah memukau, agung
dan mampu mempesona tidak saja umat Islam bahkan kaum non Islam sekalipun.
Seorang pemikir barat George Bernard Shaw pernah mengatakan. ” Saya telah
mempelajari kehidupan Muhammad yang betul-betul mengagumkan...Saya yakin sekali,
orang seperti dia jika diserahi untuk memimpin dunia modern, tentu berhasil
menyelesaikan segala persoalan dengan cara yang dapat membawa dunia ke dalam
kesejahteraan dan kebahagiaan. Saya berani meramalkan bahwa akidah yang dibawa
Muhammad akan diterima baik di Eropa kemudian hari.”
Posisi akhlak dalam Islam adalah dapat di ibaratkan sebagai fondasi yang
melandasi sebuah konstruksi bangunan yang bernama ”Kesuksesan Dunia
Akhirat ” bagi setiap manusia sebagai hamba Allah.
Dalam pandangan ilmu pengetahuan akhlak dapat memberi konstribusi yang sangat
besar dalam menunjang prestasi/produktifitas. Memang banyak orang yang merasa
bahwa tidak ada kaitan secara nyata antara prestasi/produktifitas dengan
akhlak, jelas ini merupakan pandangan yang keliru. Bila kita memahami secara
sungguh-sungguh nilai-nilai akhlak mulia/akhlakul karimah, maka kita akan
menemukan bahwa nilai-nilai tersebut merupakan nilai-nilai yang dapat saling
bersinergi dalam menumbuh kembangkan potensi manusia kita.
Dengan pemahaman seperti ini bayangkan betapa indahnya kombinasi antara
keagungan/kemuliaan akhlak seorang hamba Allah dengan ketinggian produktifitas
dan efektifitasnya dalam berkarya. Terlebih apabila kombinasi tersebut disertai
dengan aktifitas ruhaniyah/spiritual dalam bingkai tarekat yang benar dan hak
melalui bimbingan seorang wali yang Mursyid, maka dapatlah dipastikan bahwa
kita akan menjadi pribadi-pribadi yang unggul dan mendapatkan kemenangan dunia
akhirat. Inilah kemenangan dalam makna hakikat yang sebenarnya!